INFOSAWIT PAPUA , JAKARTA – Permintaan dan pasokan Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menunjukan peningkatan yang terus-menerus. Hanya dalam sepuluh bulan pertama tahun 2023 (Januari-Oktober 2023), RSPO yang beroperasi melalui pendekatan yang didorong oleh keanggotaan sukarela, telah melihat peningkatan sebesar 19% dari anggotanya di Indonesia, yang sebagian besar dipimpin oleh NGO lingkungan, produsen barang konsumsi, dan petani kecil.
Di Indonesia, volume produksi CSPO tumbuh 2,9% menjadi 8,64 juta metrik ton pada tahun 2022 dibandingkan 8,4 juta metrik ton pada tahun 2021. Konsumsi CSPO juga meningkat, dengan volume meningkat sebesar 3,9% menjadi 318,400 metrik ton pada tahun 2022, dibandingkan dengan 229,000 metrik ton pada tahun 2021. Dalam hal konsumsi domestik secara keseluruhan di Indonesia, serapan CSPO tumbuh dari 1,2% pada tahun 2021 menjadi 1,7% pada tahun 2022.
Mengomentari kemajuan yang dicapai, Mahatma Windrawan Inantha, Deputi Direktur Transformasi Pasar RSPO, Indonesia, mengatakan, selama bertahun-tahun, anggota RSPO telah memainkan peran fundamental dalam terus mengarahkan skala menuju tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam sektor minyak sawit Indonesia.
BACA JUGA : PT BIA Komitmen Terhadap Lingkungan, konservasi dan Pengembangan Masyarakat Papua
“Di Indonesia, semua tanda-tanda menunjukkan adanya industri yang siap menerima standar keberlanjutan global RSPO, yang merupakan industri kelapa sawit terbaik. Baik itu peningkatan sertifikasi di kalangan petani kecil dan pabrik atau peningkatan penyerapan lokal, remediasi, dan bahkan konservasi, kami melihat kemajuan yang menggembirakan, dan hal ini bergantung pada kekuatan kolaborasi,” kata Windrawan dalam acara FGD SAWIT Berkelanjutan Vol. 15 dengan Tema : “RSPO DAN ANGGOTANYA MENEGASKAN KEMBALI KOMITMEN UNTUK MENGEMBANGKAN SEKTOR MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA DALAM 20 TAHUN KEDEPAN” yang diadakan oleh Media InfoSAWIT bersama RSPO, Kamis, 9 November 2023 di Jakarta. (T3)